Free Spot

Selamat Datang

di blog ini saya postkan beberapa informasi maupun cerita yang berbau mitos,mistis, berita aneh dalam kehidupan sehari-hari, serta juga informasi seputar mengenai cerita di masyarakat setempat yang saya dapatkan informasinya melalui beberapa sumber tertentu.

22/01/11

Misteri Hilangnya U-196 di Laut Kidul

DARI sejumlah kapal selam Jerman yang beraksi di perairan Indonesia, adalah
U-196 yang masih menyimpan misteri keberadaannya.

Sampai kini, nasib kapal selam Type IXD2 itu hanya dikabarkan hilang di Laut
Kidul (sebutan lain untuk bagian selatan Samudra Hindia).

Berbagai catatan resmi u-boat di Jerman, U-196 dinyatakan hilang bersama
seluruh 65 awaknya di lepas pantai Sukabumi sejak 1 Desember 1944. Sehari
sebelumnya, kapal selam yang dikomandani Werner Striegler itu, diduga
mengalami nasib nahas saat menyelam.

Kapal selam U-196 meninggalkan Jakarta pada 29 November 1944, namun kemudian
tak diketahui lagi posisi terakhir mereka selepas melintas Selat Sunda.
Pesan rutin terakhir kapal selam itu pada 30 November 1944 hanya
"mengabarkan" terkena ledakan akibat membentur ranjau laut lalu tenggelam.

Namun dari ketidakjelasan nasib para awak U-196, ada satu nama yang
dinyatakan meninggal di Indonesia. Ia adalah Letnan Dr. Heinz Haake yang
makamnya ada di Kampung Arca Domas Bogor, bersama sembilan tentara Nazi
Jerman lainnya.

Minim catatan mengapa jasad Haake dapat dimakamkan di sana, sedangkan
rekan-rekannya yang lain tak jelas nasibnya. Hanya kabarnya, ia dimakamkan
atas permintaan keluarganya.

Selama kariernya, U-196 pernah mencatat prestasi saat masih dipimpin
komandan sebelumnya, Friedrich Kentrat. Kapal selam itu melakukan tugas
patroli terlama di kedalaman laut selama 225 hari, mulai 13 Maret s.d. 23
Oktober 1943. Kapal tersebut menenggelamkan tiga kapal musuh dengan total
bobot 17.739 GRT.

Posisi Friedrich Kentrat kemudian digantikan Werner Striegler (mantan
komandan U-IT23) sejak 1 Oktober 1944, sampai kemudian U-196 mengalami
musibah sebulan kemudian.

Kendati demikian, sebagian pihak masih berspekulasi atas tidak jelasnya
nasib sebagian besar awak U-196. Walau secara umum mereka dinyatakan ikut
hilang bersama kapal selam itu di Laut Kidul, namun ada yang menduga
sebagian besar selamat.

Konon, kapal ini datang ke Amerika Selatan kemudian sebagian awaknya
bermukim di Iqueque, Chile. Dari sini pun, tak jelas lagi apakah U-196
akhirnya benar-benar beristirahat di sana, apakah kemudian kapal selam itu
ditenggelamkan atau dijual ke tukang loak sebagai besi tua, dll.

Seseorang yang mengirimkan e-mail dari Inggris, yang dikirimkan 14 Oktober
2004, masih mencari informasi yang jelas tentang keberadaan nasib awak
U-196. Ia menduga, U-196 sebenarnya tidak mengalami kecelakaan terkena
ranjau di sekitar Selat Sunda dan Laut Kidul, sedangkan para awaknya
kemudian menetap di Cile.

Keyakinannya diperoleh setelah membaca sebuah surat kabar di Cile, sejumlah
awak kapal selam Jerman telah berkumpul di Iqueque pada tahun 1945. Mereka
tiba bersamaan dengan kapal penjelajah Almirante Latorre, yang mengawal
mereka selama perjalanan dari Samudra Hindia. Di bawah perlindungan kapal
penjelajah itu, kapal selam tersebut beberapa kali bersembunyi di perairan
sejumlah pulau, sebelum akhirnya berlabuh di Pantai Selatan Cile.

Yang menimbulkan pertanyaan dirinya, mengapa setelah tiba di Cile, tak ada
seorang pun awaknya pulang ke Jerman atau mencoba bergabung kembali dengan
kesatuan mereka. Ini ditambah, minimnya kabar selama 50 tahun terakhir yang
seolah-olah "menggelapkan" kejelasan nasib U-196, dibandingkan berbagai
u-boat lainnya yang sama-sama beraksi di Indonesia.

Entahlah, kalau saja Dr. Heinz Haake masih hidup dan menjadi warga negara
Indonesia, mungkin ia dapat menceritakan peristiwa yang sebenarnya menimpa
U-196.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar