Free Spot

Selamat Datang

di blog ini saya postkan beberapa informasi maupun cerita yang berbau mitos,mistis, berita aneh dalam kehidupan sehari-hari, serta juga informasi seputar mengenai cerita di masyarakat setempat yang saya dapatkan informasinya melalui beberapa sumber tertentu.

27/01/11

Batu Kuwung - Legenda Banten

SELAIN wisata pantai. Provinsi Banten juga memiliki tempat wisata alam lainnya. Salah satu obyek wisata alam yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan adalah Batu Kuwung. Batu Kuwung adalah sebuah obyek wisata pemandian air panas yang berada sekitar 32 km arah selatan Kota Serang atau tepatnya di Desa Batu Kuwung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.

Tempat pemandian alamiah ini memiliki 2 kolam renang air dingin yang cukup besar, dan 1 kolam rendam air panas. Di sini, para wisatawan dapat menghabiskan liburan dengan berendam atau hanya sekedar duduk-duduk sambil merendam kaki dikolam air hangat.
Jika ingin lebih merealisasikan tubuh melalui uap air kolam lainnya yang bersuhu sekitar 98 derajat. Objek wisata aset pemerintah daerah ini kerap didatangi wisatawan karena dianggap mampu menjadi terapi pegobatan. Air panas di Batu Kuwung ini mengandung kadar yodium serta kalsium tanpa belerang, dan konon dapat menyembukan berbagai macam penyakit. Tarifnya murah, cukup mem-bayar Rp3.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 untuk anak-anak.
KISAH SAUDAGAR
Asal muasal Batu Kuwung, konon berasal dari kisah seorang saudagar kaya raya yang mempunyai hubungan sangat erat dengan keluarga Kesultanan Banten. Karena kedekatannya dengan keluarga kesultanan, sang saudagar diangkat menjadi seorang kepala desa di tempat tinggalnya. Namun sang saudagar menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan dengan memungut pajak (inggi.
Memonopoli perdagangan beras dan lada serta membeli tanah para petani dengan harga rendah. Tak ayal dengan kekayaan dan kekuasaannya itu, dia menjadi orang yang sangat sombong dan seringkali bertindak sewe-nang-sewenang.
Konon, kelakuan buruk sang saudagar ini sampai juga ketelinga orang Sakti. Dengan maksud ingin memberi pelajaran kepada sang saudagar, orang bakti ini menyamar sebagai seorang pengemis lapar dengan kaki pincang. Si pengemis sakti ini mampir menemui sang saudagar di rumahnya yang besar danmewah. Si pengemis mengutarakan maksudnya untuk meminta sedikit makanan pengganjal perut dan sedikit kekayaan sebagai modal usaha.
Tetapi sang Saudagar memang sangat kikir. Bukannya memberi, ia malah memaki-maki si pengemis ber-kaki pincang. Mendapat perlakuan seperti itu, si pengemis berkaki pincang pun murka, la memperingatkan bahwa sang saudagar akan mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya.
SEMBUHKAN KELUMPUHAN
Benar saja, keesokan harinya ketika sang saudagar bangun tidur, ia tidak dapat menggerakkan kedua kakinya. Meski sudah banyak tabib didatangkan namun tak satupun yang mampu memyembuhkan penyakit lumpuhnya.
Dia pun berjanji akan memberikan setengah dari harta kekayaannya bagi siapa saja yang dapal menyem-buhkannya dari kelumpuhan.
Si pengemis berkaki pincang mendengar janji tersebut. Maka dia pun datang menemui sang saudagar dan menjelaskan apa yang sebenarnya menjadi sebab ke-lumpuhan kaki sang saudagar.
Pria sakti ini kemudian memberikan resep penyembuhan namun dengan syarat sang saudagar harus melakukan 3 hal, yaitu mengubah sifat sombong dan kikir, bertapa selama 7 hari serta menyerahkan setengah barra kekayaannya kepada orang miskin yang tinggal di sekitar tempat tinggalnya.
Pada hari terakhir perta-paan, keajaiban pun terjadi. Dari pusat Batu Cekung tersebut menyemburlah sumber mata air panas. Sang saudagar menyudahi tapa-nya, lalu bersegera mandi dengan sumber mata air panas dari Batu Cekung tersebut.
Keajaiban terjadi, kedua kakinya yang semula lumpuh kini dapat dia gerakkan kembali.
Seperti janjinya semula, maka sang saudagar membagi-bagikan setengah dari harta kekayaannya kepada orang-orang miskin di sekitar tempat tinggalnya.
Para petani di desanya diberikan tanah pertanian untuk digarap. Penduduk desa pun tidak lagi mem-bencinya, dia kemudian dikenal sebagai seorang saudagar yang dermawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar