Free Spot

Selamat Datang

di blog ini saya postkan beberapa informasi maupun cerita yang berbau mitos,mistis, berita aneh dalam kehidupan sehari-hari, serta juga informasi seputar mengenai cerita di masyarakat setempat yang saya dapatkan informasinya melalui beberapa sumber tertentu.

19/12/10

Isu Begu Ganjang Meluas

AJIBATA-Isu begu ganjang semakin meluas. Setelah anarkisme massa di Muara dan Sipoholon, Tapanuli Utara, isu magis ini bergeser ke Desa Sirungkuon, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa).  Warga setempat dilaporkan menggalang massa dan dana untuk ‘menghabisi’ warga yang dituduh memelihara begu ganjang. Bahkan, warga sepakat mendatangkan paranormal dari Simalungun untuk membuktikan kebenaran isu itu.
Mengetahui informasi itu, Kamis (20/5) lalu, Camat Ajibata Labinsar Sirait SSos MSi, Kapolsek Lumbanjulu AKP GR Purba, Dan Ramil SY Purba dan Kepala Puskesmas dr Palmina Palmarum MSi, Psikiater Puskesmas Ajibata Asima PSi dan Pastor Paroki St Fidelis Sigmaringen Parapat Donatus Marbun OFM Cap, turun menemui ratusan warga di Desa Sirungkungon. Na
Upaya itu dilakukan agar isu tidak sempat pecah jadi aksi anarkis seperti di Muara dan Sipoholon. Isu begu ganjang secara historis berpotensi kuat menimbulkan anarkisme, seperti terjadi di Pakkat Humbahas (10 tahun silam), Hutaginjang-Sibosur Kecamatan Simanindo (Samosir), lalu terjadi lagi di Muara dan Sipoholon baru-baru ini.
Desa Sirungkungon dihuni 104 KK, harus dikunjungi dengan berlayar melalui Danau Toba dan dibutuhkan 30 menit menuju desa itu dengan speedboad. Dari 104 KK, kurang lebih 20 persen warga menganut paham parmalim/parbaringin (agama tradisional Batak). Mereka menghuni Dusun Silosung sekitar 500 meter dari Sirungkungon dan sebagian berbaur di Sirungkungon.
Peretemuan dengan warga berlangsung di Gereja Katolik setempat karena hanya bangunan itu yang dapat menampung banyak warga. Pertemuan diisi dengan tanya jawab seputar isu begu ganjang.
Pada pertemuan itu, Kapolsek Lumbanjulu AKP GR Purba dengan tegas mengatakan, warga tidak diijinkan mendatangkan paranormal jika mengarah kepada isu begu ganjang. “Jika itu dilakukan tanpa ijin dan tanpa sepengetahuan kami, kami akan bertindak tegas dan menangkap paranormalnya,” tegasnya.
AKP GR Purba mengatakan, tidak satupun kasus begu ganjang dapat ditangani secara tuntas. Sebab, semua saksi yang ditangkap akibat anarkisme, selalu mengaku ikut-ikutan dan tidak punya alasan rasional melakukan tindakan itu.
Sementara Camat Ajibata labinsar Sirait dan Dan Ramil Kapten SY Purba mengatakan, warga tidak boleh termakan isu. “Desa ini beradat dan taat agama, kok mau terhasut isu-isu menyesatkan. Kami harap bapak dan ibu lebih baik mengarahkan hati dan mata terhadap iman kita masing-masing,” ujarnya.
Sementara, Pastor Paroki Parapat Donatus Marbun OFM Cap yang menghabiskan separuh masa imamat dan bertugas di Madagaskar, Afrika dan 16 negara lain di Eropa, kepada warga dan umat Katolik di Desa Sirungkungon memberikan pencerahan lewat ibadat singkat.
Donatus mengatakan, umat janganlah merencanakan sesuatu di luar kasih sayang. Saling tuduh dengan isu menyesatkan membuat manusia lupa kejaiban serta kekuatan iman. Pastor mengajak warga berdoa.
Menurut sejumlah warga bermarga Siallagan, Manurung dan Sinaga, isu begu ganjang di desa itu mulai santer sebulan terakhir. Isu itu terjadi karena dua orang ibu hamil secara berturut-turut mengalami peristiwa aneh, yaitu mencekik leher dengan tangan sendiri.
“Masa leher sendiri dicekik. Itu berlangsung tiba-tiba. Tangan kita seperti dipegang mahkluk halus, lalu mengarahkannya ke leher, seolah dipaksa mencekik leher sendiri hingga lidah menjulur keluar,” ujar warga bermarga Manurung.
Warga lain, R Siallagan (30), mengaku istrinya mengalami hal yang sama. “Setelah kejadian itu, kami langsung mengungsi ke Ajibata. Aku takut karena istriku sedang hamil. Jadi dia terpaksa kubawa mengungsi ke Ajibata hingga melahirkan di sana. Namun di pintu rumahku selalu kutuliskan ‘Awas Sigumoang’ sebagai penangkal seperti petuah orangtua terdahulu,” ujarnya.
Sabam Gultom (27), korban yang mengaku sempat kejang-kejang hingga dua jam, bercerita tentang hal mistis yang dialaminya. “Awalnya kami main bola voli. Sebelumnya aku sempat minum tuak. Saat bermain voli itu, saya tidak merasakan apa-apa. Namun setelah kami beristitahat dan masing-masing pulang ke rumah, sore itu sekujur tubuhku memerah. Istriku memberitahu hal itu kepada mertuaku. Beberapa menit kemudian, aku kejang-kejang dan lidah menjulur keluar. Itu cerita mereka kepada saya. Saya tak sadar diri,” katanya.
Lebih lanjut Sabam mengatakan, untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan, sempat dipanggil bidan namun tidak berdaya. Keluarga kemudian menyewa kapal menuju RSU Ajibata. Di tengah perjalanan di Danau Toba, Kapal dua kali mati mesin secara tiba-tiba, sehingga keluarga panik. “Di dalam kapal, katanya saya teriak-teriak dan kejang-kejang hingga lemas tiba di RSU Ajibata. Beruntung nyawa saya selamat,” katanya.

Peristiwa lain, katanya, pernah di gereja seorang anak tiba-tiba jatuh hingga pingsan. “Kami semua sudah panik dan ingin menolongnya. Namun tiba-tiba salah seorang warga menolongnya hanya mengusapkan telapak tangannya ke wajah si anak. Seketika anak itu sembuh dan kembali bermain-main,” katanya.
Kepala Puskesmas dr Palmina Palmarum MSi mengatakan, terkait ibu hamil yang merasa dicekik, mungkin akibat kurangnya pemeriksaan kesehatan dini dan memeriksakan kehamilan. “ Bisa saja tensi sang ibu drop atau akibat darah rendah,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar